RSS

Modus di Balik Tidak Ada Uang Kembalian

Pernahkah teman-teman pergi ke warung atau toko untuk membeli suatu barang? (bukan sejenis mini market, hanya toko biasa). Nah, ketika teman membeli barang kemudian teman-teman membayar. Ya iyalah masak ngutang. Saat mau bayar dengan uang yang agak gede, sebut saja 5000 rupiah, hehe. Padahal harga barang yang teman-teman beli hanya 4000 rupiah. Otomatis teman-teman dapat kembalian kan? Harusnya sih begitu. Tapi enggak buat kejadian beberapa waktu yang lalu teman. Ceritanya sama seperti ilustrasi yang diatas.

Hati-hati teman, ada sebuah modus baru, namanya modus tidak ada kembalian. Modus ini sedikit ke ekonomian. Kemarin aku beli pulpen harusnya kembalian seribu, tapi malah dikasih permen. Kemarennya lagi aku beli lem, harusnya kembali seribu, malah dikasih permen lagi. Saya curiga, jangan-jangan ini semua sudah disetting sedemikian rupa, sehingga saya bisa tidak mendapat kembalian. Atau jangan-jangan ini merupakan jenis sistem perdagangan yang baru, yaitu gabungan antara komunis dan liberalis versi demokratis tanpa kismis hehe mulai gak nyambung. Bukannya seudzon lho, hanya hipotesis. Karena sering sekali saya begitu.

Dalih dari si penjual katanya "waduh mas, nggak ada kembalian ni, duitnya kegedean"
Padahal duitku cuma 5000 ribu dibilang gede, apalagi seratus ribu. Kalau si pedagang sudah bilang begitu, mau tak mau kamu harus merelakannya atau dikasih barang lain yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, misalnya permen. Makanya jangan heran kalau mereka punya stok permen banyak. Fotokopian pun juga punya stok permen banyak lho, saya kira ya buat begitulah.

Teman-teman harus hati-hati ya. Saat ini saya sedang menyelidiki fenomena ini lebih lanjut bersama detektive Conan. Kebetulan Sherlock Holmes juga melaporkan kasus yang sama pada kliennya di Amerika. Mohon doanya ya teman-teman, doakan aku menjadi penulis yang sukses dan pengusaha yang sukses. Bilang Aamiin teman-teman. Terima kasih :)

0 comments: