RSS

Tugu Bola Dunia



Malam ini, saya akan posting sebuah puisi yang  mengingatkan saya dengan kampung halaman, rumah. Sebuah bangunan tugu bola dunia, yang dibangun dipojok depan rumah saya. Saya masih ingat, kata orang, ketika kecil ayah selalu membawa saya ke sana, pagi-pagi, saat semua orang belum bangun. kemudian beliau  membacakan dengan keras-keras "kelompencapir". Aku mengikuti kata-katanya. Dan sekarang aku sering tertawa sendiri ketika mengingat peristiwa itu, sedih tapi bahagia. Maka kupersembahkan pada kalian sebuah mozaik kecil dari hidupku.
Tugu Bola Dunia
Karya : RIZAL DZIKRI

Tugu bola dunia
Dekat rumahku,
tempatku bermain kejar-kejaran ketika masih kecil
menjadi sarang burung gereja,
saat  petang mereka pulang
Bergelayutan di atapnya
Memberi cinta, berpeluh doa

Gaduh anak-anak bermain gundu
Suara klakson tukang lutis
Tempat berkumpul remaja bermain gitar
Dalam meja bundar
Beberapa cangkir kopi melingkar
Selembar tikar digelar
Di bawah tugu bola dunia
Dekat rumahku,
tempatku bermain kejar-kejaran  ketika masih kecil

ayah membawaku ketika fajar belum membuka mata
lalu membacakan sumpah serampah
“kelompencapir” katanya dengan suara serak berteriak
Aku mengingatnya
Tugu bola dunia
Dekat rumahku
Tempatku bermain kejar-kejaran ketika masih kecil

Trisnomulyo, 2 Juni 2013


Puisi ini aku ciptakan tanggal 2 juni 2013. Saat itu aku membayangkan aku telah merantau ke tempat yang jauh dari rumah dan kampung halaman. Dan malam ini, 10 oktober 2013, mimpi itu terjawab. Puisi ini mewakili perasaanku di perantauan, Yogaykarta. Luar Biasa!!!

0 comments: