Ironi itu ketika kamu tiba-tiba gak sengaja denger tetangga sebelah muter lagu "lumpuhkanlah ingatanmu" dari geisha, dan kamu pura-pura acuh padahal sebenarnya kamu begitu memahami lagu itu.
Ironi itu ketika kamu sedang kumpul sama temen-temen kamu dan mereka bilang gak suka lagu melow dan kamu ikutan bilang gak suka lagu melow, padahal kamu sebenarnya suka lagu melow.
Ironi itu ketika kamu rajin-rajinnya membuat suatu gagasan, memikirkan ide dengan matang-matang dan gagasanmu diacuhkan orang lain, mereka lebih memilih ide orang lain dengan alasan yang nggak jelas.
Ironi itu ketika kamu sedang mengincar seorang cewek, kamu memperhatikan dia, kamu mencari tahu info tentang dirinya, dan kamu berusaha untuk mendekatinya, tapi ternyata kamu baru mengetahui kalau ternyata dia sudah punya pacar. Nyesek pake banget.
Ironi itu ketika kamu belajar mati-matian tipa malam dan ketika tes kamu cuma dapet 80, sedangkan temenmu yang gak belajar bisa dapet 100. Ironi kehidupan. Jengkel.
Ironi itu ketika kamu kehilangan jati diri kamu, kamu masih menjadi orang yang lemah, kamu tidak mandiri, kamu selalu menghamburkan uang orang tua dengan berbagai kesenangan kamu, kamu menggampangkan sesuatu yang sebenarnya sulit, kamu mengambil jalan pintas yang salah, kamu lupa akan hakikatmu sebagai manusia, kepada Tuhanmu, kepada sesama makhluk hidup, kamu menghina orang lain, menertawakan kekurangan orang lain, menyombongkan dirimu sendiri dengan segala kelebihanmu, kecantikanmu, ketampananmu dan harta orang tuamu yang terus kamu banggakan. Ironi adalah saat kamu selalu mengambil hak orang lain, mengancam orang-orang yang sebenarnya benar, mengambinghitamkan seseorang yang tak bersalah dan mulai melunturkan nilai-nilai moral yang dulu pernah kamu anut. Ironi adalah saat kamu menjadi orang yang merugi. Ironi. Ironi. Ironi.
0 comments:
Post a Comment