Oleh Rizal Dzikri
Kedaulatan pangan adalah kemampuan
suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri tanpa harus
bergantung pada negara lain. Kedaulatan pangan adalah cita-cita besar negara
Indonesia sejak dahulu. Keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri
atau bahkan dapat mengimpor hasil pangan ke negara lain sudah sejak lama
dicanangkan, namun belum juga tercapai. Kondisi alam negara Indonesia sangat
strategis, terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang memungkinkan
pertanian sepanjang tahun, jika dilihat dari luas lahan tentu Indonesia
tergolong memiliki areal pertanian yang luas. Bahkan sejak dahulu Indonesia
dijuluki sebagai negara agraris, dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian
sebagai petani. Namun, sungguh ironi jika sekarang ini hasil pertanian dan
bahan makanan mengimpor dari negara lain. Banyak sekali hasil pertanian yang
diimpor dari negara lain. Contohnya beras, kedelai, dll. Bukankah hasil
pertanian tersebut dapat kita produksi di dalam negeri tanpa harus impor Dari
negara lain?
Ada beberapa alasan mengapa produk
pertanian Harus impor dari negara lain.
1. Kebutuhan bahan makanan yang tidak
dapat dipenuhi oleh petani Indonesia, sementara permintaan pasar akan produk
tersebut sangat besar. Contoh beras dan kedelai. Sekarang ini, beras adalah
kebutuhan utama bagi masyarakat indonesia. Masyarakat memandang bahwa beras
atau nasi kini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan
orang indonesia timur pun kini juga mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
Untuk itu perlu adanya diversifikasi pangan atau mengolah makanan seperti
umbi-umbian dan bahan olahan karbohidrat lainnya yang dapat menggantikan nasi
sebagai bahan pokok, dengan cara mempopulerkan bahan olahan tersebut menjadi
sebuah produk yang berbeda dengan mengubah tampilan, cita rasa, dan nilai
gizinya. Dengan begitu, kebutuhan akan beras menjadi berkurang. Masyarakat akan
memilih produk olahan tersebut dengan begitu impor beras bisa dihentikan.
2. Areal pertanian di Indonesia terus
menyusut. Menyempitnya areal pertanian di Indonesia disebabkan adanya perluasan
daerah pemukiman penduduk. Sayangnya tak ada hukum yang tegas untuk melindungi
areal pertanian di Indonesia dan melindungi hak petani. Padahal di negara lain,
Vietnam contohnya, mereka memiliki undang-undang yang mengatur areal pertanian
supaya tidak dialihfungsikan menjadi tempat pemukiman penduduk.
3. Lahan pertanian yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Banyak sekali petani padi di suatu daerah tertentu
yang hanya bercocok tanam ketika musim hujan tiba. Padahal dengan letak geografis Indonesia yang memungkinkan penanaman
sepanjang musim harusnya dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis produk
pertanian. Jangan sampai tanah dibiarkan kosong. Penanaman bergilir bisa
menjadi pilihan tepat menyelesaikan maslah tersebut.
4. Sudut pandang petani dan metode
bercocok tanam yang masih tradisional adalah kendala utama yang menyebabkan
pertanian di Indonesia sulit berkembang. Keingingan petani yang terus
meneruskan cara bercocok tanam seperti leluhur mereka membuat hasil produksi
pertanian menjadi kurang amksimal dan tidak efisien. Perlu adanya sosialisasi
dari berbagai pihak dengan metode penyampain yang baik.
5. Regulasi yang masih carut-marut
membuat kebijakan pertanian semakin menyulitkan petani. Harga pupuk yang
semakin mahal, harga bibit yang mahal serta adanya gempuran produk pertanian
impor terus menggerus penghasilan petani di Indonesia.
6. Impor adalah alasan klasik pemerintah
untuk menyeimbangkan harga bahan pokok sudah. Dengan adanya impor, lambat laun
harga pun akan kembali tidak stabil. Seharusnya pemerintah memikirkan jangka
panjang untuk menghentikan kecanduan produk pertanian impor seperti peningkatan
stok pangan dan peningkatan produksi
pangan. Pemerintah melakukan impor bahan pangan karena adanya fee pada setiap
bahan impor yang masuk ke Indonesia. Itu artinya akan ada uang yang masuk ke
kas negara sebagai devisa negara, artinya lebih banyak uang yang dapat mereka
hasilkan. Bukan bermaksud seudzon, tentu
kebijakan tersebut akan menguntungkan mereka daripada harus memberikan
kesejahteraan bagi petani Indonesia. Petani menunggu adanya kesungguhan dari
pemerintah untuk memajukan pertanian Indonesia dan menjadikan Indonesia
berdaulat pangan. Contoh kongkretnya adalah dengan mencegah adanya bahan impor
dalam bentuk apapun.
7. Selain itu, kedaulatan pangan dapat
di lakukan dengan cara mikrobiologi pertanian. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman dengan menggunakan bakteri serta pengolahan tanah dengan
mempertimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah dapat
memungkinkan terjadinya peningkatan hasil produksi pertanian secara signifikan.
Pemanfaatan mikrobiologi tidak hanya dalam masa produksi, namun juga pada masa
pra produksi dan pasca produksi. Pra produksi misalnya dengan teknik rekayasa
dan kultur jaringan yang memungkinkan terjadinya varietas tanaman yang baik. Sedangkan mikrobiologi pasca
produksi pertanian lebih mengarah pada pengolahan hasil produksi pertania,yang
dapat meningkatkan nilai tambah dan gizi dari hasil pertanian tersebut. Dengan
begitu kedaulatan pangan bukan lagi impian, namun sebuah kenyataan.
d
d DEMI IBU PERTIWI YANG KITA CINTAI, KITA PERJUANGKAN PERTANIAN INDONESIA. YANG TIDAK SETUJU, DIALAH MUSUH INDONESIA DI ZAMAN REFORMASI INI.
d
d DEMI IBU PERTIWI YANG KITA CINTAI, KITA PERJUANGKAN PERTANIAN INDONESIA. YANG TIDAK SETUJU, DIALAH MUSUH INDONESIA DI ZAMAN REFORMASI INI.
0 comments:
Post a Comment