Tanggal 16 Januari ya...
Hari ini adikku, Rais Dzikri ulang tahun yang ke 3.
Haha..pengen menangis, kalau ingat semua momen saat aku masih di rumah. Aku
sering jailin Rais sampai dia menangis. Pokoknya kalau dia belum menangis dan
belum dimarahin Mamak, aku belum pergi. Entah itu saat pagi hari sewaktu dia
belum bangun sampai dia mau tidur pun aku ganggu. Memang aku abang yang jahat
ya? :D
Sebenarnya aku juga jadi abang yang baik buat dia, ngajarin dia
belajar menggambar walau sebenarnya itu lebih bisa disebut oret-oretan dan
semua pelajaran yang aku berikan ke Rais hanya berujung pada emosiku yang
meluap-luap. Yah, nangis lagi dia aku marahin.
Seperti apa ya dia sekarang? Saat aku tinggalkan dulu dia
sudah pinter ngomong, pinter main bola kayak abangnya hehe, pintar baca doa,
pinter cari perhatian dan pinter nipu juga. Korban penipuannya adalah aku. Dia
itu sering melimpahkan kesalahan ke orang lain. Aku gak tau sifat itu menurun
dari gennya siapa, setahuku bapak atau ibu gak punya sifat sejahat itu. Akupun
heran.
Mungkin, sekarang ini dia sudah bertumbuh menjadi anak yang
baik, pintar, soleh, dan berbakti pada orang tuanya, seperti diriku. Di suatu
hari, aku pernah bilang kepada Rais, “is, kalau sudah gede abang pengen abang
jadi pengusaha, penulis, dan presiden. Kamu jadi atlet, presiden atau menteri
ya”
Aku sering mengajaknya berbicara dengan bahasa inggris,
dengan harapan saat dia masuk sekolah dia sudah bisa berbahasa inggris walaupun
hanya sedikit. Karena aku tahu biaya kursus sekarang mahal sekali. Aku ingin
dia juga berprestasi di sekolah. Aku ingin dia masuk sekolah favorit dan
terbaik dengan gizi terbaik pula. Aku selalu bilang pada dia untuk bisa masuk
sekolah di SMA N 1 Kotagajah suatu hari nanti dan masuk UGM. Masalah biaya biar
abang yang ngatur hehe, yang penting kita berdua sama-sama sukses,
membahagiakan orang tua dan membuktikan pada orang-orang yang telah meremehkan
keluarga kita. Itu misi kita Bro.
Maaf ya Is, abang tidak bisa memberikan kado buat ulang
tahun kamu. Walau sebenarnya tradisi ulang tahun di keluarga kita tidak pernah
ada, tapi abang dari dulu pengen membelikan kamu sesuatu dengan duit abang
sendiri. Mungkin belum sekarang. Insya Allah, doakan abang sukses ya.
Maaf ya Is, maaf untuk Mamak dan Bapak, semester ini aku
tidak pulang. Bukan karena tak ada uang, bukan karena tak ingin, tapi karena
keadaan yang membuatku seperti ini. Kuharap kalian bisa mengerti. Aku hanya
meminta doa kalian. Kuharap kalian semua sehat dan selalu dimudahkan dalam
permasalahan serta dimudahkan rezekinya.
Tuhan jaga mereka untuk aku......
Rais, kamu dan aku tidak beda. Kita lahir dari rahim dan
benih yang sama, dari Mamak dan Bapak yang kita
sayangi. Saat aku sakit, kamu juga ikut sakit. Saat kamu dimarahi Mamak,
aku tahu perasaanmu dan membelamu. Kita punya wajah yang hampir mirip, cuma
bedanya dulu aku lebih putih, lebih gendut dan lebih imut.
Lalu, apa yang menghalangi kita berdua?
Tidak ada. Tidak ada yang bisa menghalangi kita berdua
kecuali Allah SWT. Kita terlahir sebagai pemenang. Tak apa dihina sekarang,
tapi besok dipuji dan dihormati. Tak apa sakit sekarang, tapi besok sehat. Tak
apa sekarang tak punya, besok kita berada. Kita adalah angin yang terus
berjuang tanpa henti. Kita adalah cahaya yang melesat menembus ruang dan waktu.
Dan kita adalah saudara.
Happy Birthday My Loving Brother
Abang masih ingat kok
dengan janji kita. janji jari kelingking, selamanya.
0 comments:
Post a Comment