RSS

Generasi Muda Indonesia Harus Berani Berdaulat





Generasi muda ibarat sebuah benih yang akan tumbuh menjadi pohon dengan bunga dan buah yang indah serta bermanfaat untuk makhluk lain. Kita tidak pernah tahu akan seperti apa benih-benih ini tumbuh, maka kita (pemilik benih) harus menjaga dan merawat keberlangsungan hidup sang benih untuk mencapai kebermanfaatan bagi sesama. Begitu juga dengan generasi muda Indonesia, penuh semangat yang meluap-luap, idealis, namun tidak tahu kemana sifat kebajikan itu akan diarahkan.

Akibat dari orang tua yang acuh tak acuh, guru yang tidak bisa mengayomi, lingkungan yang kurang kondusif dan munculnya pergaulan-pergaulan yang tidak terfilter sebagai dampak dari era globalisasi membuat generasi muda Indonesia terbelakang. Terbelakang adalah suatu keadaan dimana kita tertinggal jauh dari yang lain dalam aspek pendidikan, teknologi, moral dan lain-lain. Generasi muda indonesia memang pintar dan kreatif, namun sayang, banyak yang tidak melihat ini sebagai sebuah jalan menuju cahaya kemerdekaan yang hakiki. Banyak yang merasa ini bukan sebuah harapan yang dapat mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia, justru ada beberapa golongan yang menganggap bahwa generasi muda yang cerdaslah yang akan menghancurkan hidup mereka.

Pergerakan generasi muda khususnya mahasiswa akhir-akhir ini semakin terkekang. Negara kita memang negara demokrasi, semua gugatan dan aspirasi dari rakyat dapat disuarakan dengan bebas dan bertanggung jawab. Namun pengekangan dalam beraspirasi tidak terjadi dengan dilarangnya pemuda Indonesia untuk bersuara, namun dengan dibuatnya sebuah sistem yang membuat mereka sibuk dan lupa akan tugas utama mahasiswa sebagai agen of change dan sosial control. Contoh konkretnya adalah dengan dibuatnya sebuah kurikulum yang rumit dalam sistem pendidikan di Indonesia, sehingga kecenderungan Mahasiswa sekarang adalah mencapai predikat nilai cumlaude dan lulus secepat mungkin. Kondisi ini jauh berbeda dengan kegiatan mahasiswa di era orde baru yang aktif menyuarakan aspirasi rakyat.

Dengan longgarnya aksi dari mahasiswa, ada beberapa pihak yang diuntungkan dalam menjalankan tugasnya di pemerintahan. Mereka menjadi leluasa dan tidak terkendali. Adanya korupsi, kolusi dan nepotisme serta lemahnya penegakkan hukum di Indonesia bukan hanya karena penegak hukum di Indonesia yang tidak tegas, namun juga karena mahasiswa lalai. Kalau generasi muda yang berstatus mahasiswa, golongan intelektual, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan di tingkat universitas? Tentu saja mereka lebih acuh dan lalai.

Ada banyak generasi muda yang berprestasi di berbagai bidang di tingkat kabupaten hingga tingkat internasional. Mereka semua hebat dan saya bangga Indonesia memiliki mereka. Mereka adalah harapan Indonesia dan penguasa lalim saat ini adalah batu sandungan yang besar yang akan menjeggal mereka. Kurangnya dukungan dari pemerintah untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang dapat menunjang prestasi mereka lebih jauh lagi serta kurangnya dukungan dari masyarakat adalah faktor utama mengapa Indonesia saat ini cenderung stagnan.

Indonesia berada di bawah pengaruh asing. Perusahaan minyak dan gas di Indonesia sepenuhnya milik asing, tak ada satupun yang berbendera merah putih. Industri otomotif, industri gadget dan perusahaan asing lainnya sudah menjamur di bumi pertiwi. Belum lagi masalah degradasi moral akibat budaya asing yang tak terfilter. Behhh... generasi muda Indonesia saat ini mempunyai tugas yang besar dan menantang. Ke depannya generasi muda Indonesia akan diuji idealismenya, apakah ia akan tergoda dengan iming-iming gaji yang besar, hidup mewah dan nyaman, dan jabatan yang berkuasa dari perusahaan asing? Atau lebih memilih untuk berjuang mengangkat harkat martabat Indonesia dan menyadarkan penguasa akan pentingnya kemerdekaan secara hakiki?

Ada banyak hal yang bisa dilakukan generasi muda Indonesia untuk menjawab tantangan masa depan. Salah satunya adalah dengan saling mengingatkan dan saling menguatkan. Yang sudah berpindah haluan dan melenceng jauh dari cita-cita bersama harus diingatkan dan disadarkan kembali. Yang sudah lemah idealisme untuk berjuang harus dikuatkan dan diberi suntikan tenaga baru. Selama ini kita, Indonesia, hidup dari semangat. Semangat gotong-royong dan kebersamaan keluarga. Bagi generasi muda yang sudah berprestasi, harus ditingkatkan lagi. Jangan goyah dan tetap berjuang, Indonesia membutuhkanmu. Bagi generasi Indonesia yang kreatif dan berjiwa pencipta, saya sependapat dengan Anda bahwa bangsa haruslah dibangun,  bahwa kita haruslah mandiri, dan tak tergantung negara lain secara terus-menerus. Bagi generasi muda yang saat ini tidak tahu harus melakukan apa, berdoalah, taubat, dan berusaha dengan apa yang kamu bisa perjuangkan. Dari hal terkecil sekalipun itu akan bermakna dan berdampak besar jika kita melakukannya dengan hati nurani.

Saya adalah generasi muda Indonesia yang bersemangat. Saya akan berjuang dengan cara saya sendiri. Saat ini saya sedang melanjutkan studi S1 semester  2 jurusan Mikrobiologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Selain berusaha berprestasi di bidang akademik, saya juga tergabung dalam Advokasi Dewan Mahasiswa Pertanian dengan aktif membantu mahasiswa dan terus menyuarakan aspirasi rakyat terutama di bidang pertanian. Saya berusaha memainkan isu-isu di jejaring sosial dan aktif menjadi blogger. Saya sadar dengan apa yang saya lakukan, karena saya peduli dengan Indonesia dan saya akan menjadi salah satu pelopor kemajuan negara Indonesia.




Terimakasih kepada Bapak Dino Patti Djalal, karena telah memberikan sarana bagi kami untuk berekspresi dengan tulisan, terimakasih untuk dedikasi Anda, dan terimakasih telah berjuang untuk Indonesia.

Salam Sukses


RIZAL DZIKRI







Pandangan Tentang Sosok Dino Patti Djalal



Dino Patti Djalal lahir di Beograd, Yugoslavia, 10 September 1965. Beliau adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Selain itu beliau juga seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller nasional.

Beliau lahir di keluarga yang berprofesi sebagai diplomat membuat ia termotivasi seperti Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut.  Walau lahir di keluarga yang bercukupan, saat 14 tahun Dino kecil tidak malu untuk bekerja sampingan menjadi pencuci piring di KBRI Washington DC, Amerika Serikat. Semangat belajarnya telah mengantar Beliau hingga memperoleh gelar Bachelor's Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada). Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School of Economics dan Ilmu Politik.

Beliau adalah organisator dan konseptor untuk memajukan Indonesia. Fokus utama beliau adalah menciptaka generasi muda Indonesia yang unggul, nasionalis dan penuh karya. Maka, dengan beragam tindakan beliau yang memotivasi, telah membuat sebagian khalayak ingin mencalonkan beliau menjadi Presiden. Saya setuju-setuju saja, asalkan ideologi beliau saat menjadi presiden sama seperti sekarang, pro rakyat, nasionalis dan sangat peduli pada terciptanya generasi muda Indonesia yang unggul dalam intelektual maupun moral, sehingga nantinya pemimpin Indonesia bukan lagi berisi sekumpulan orang-orang yang tidak berkompeten di bidangnya.

Sekian dari dari saya, terimakasih atas kesempatannya mengucapkan beberapa coretan kecil. Saya berharap tulisan-tulisan ini bisa memotivasi banyak orang seperti tulisan seorang Dino Patti Djalal.


sumber biodata Dino Patti Djalal dari wikipedia.com

0 comments: