14 februari 2014. Kalian pasti ingatnya hari valentine, tapi
tidak bagiku. Alasannya karena aku seorang single dan aku muslim. Tidak ada
valentine atau hari kasih sayang, karena kasih sayangku selalu kuberi setiap
hari kepada semua orang. Cie....
Walu aku tidak merayakan valentine, tapi aku dan temanku,
namanya Ahi, berencana untuk pergi ke Prambanan, karena selama menjadi
mahasiswa di Yogyakarta, kami belum pernah berkunjung ke Prambanan.
Sebelumnya kami sudah mengatur strategi untuk berangkat
pagi-pagi sekali. Pukul 5 pagi, supaya tidak macet dan bebas biaya masuk,
karena kami berencana masuk Candi Prambanan lewat belakang. Ternyata eh
ternyata, ketika pukul 5 pagi kami terkejut dengan hadirnya abu yang menghiasi
langit Yogyakarta. Saat itu Ahi sudah dalam keadaan basah kuyup ketika
menjemputku di kosan. Kami memutuskan untuk tetap berangkat. Namun, karena
hujannya semakin deras dan pandangan mata yang tidak jauh, serta keadaan kami
yang tanpa masker dan jas hujan, kami kembali pulangke kosan Ahi. Kami menunggu
untuk abunya berhenti. Lama sekali, sampai siang hari belum reda juga. Semua
atap di tutupi abu vulkanik letusan gunung Kelud, jalanan berdebu tebal, daun
dan pohon berwarna gelap tertutupi abu, orang-orang mengenakan jas hujan,
payung dan masker untuk bepergian kemana saja.
Kami hanya bisa duduk diam di kosan tanpa melakukan kegiatan
yang berarti.rancana gagal. Tak ada plan B atau plan C. Kami hanya bisa
menunggu cuaca baik atau keberuntungan datang. Sembari mengisi waktu luang yang
hanya bisa dilakukan di dalam ruangan tertutup, kami main kartu bridge, nonton
film, main game dan tidur sepanjang siang hingga sore.
Nah, ini dia kami sempat mengabadikan kegilaan kami saat
mendapatkan pengalaman turun hujan abu vulkanik.
0 comments:
Post a Comment