Kenapa
aku tidak merokok?
Sebenarnya
ketika kecil, aku sering diajak teman-temanku untuk menghirup sebatang rokok.
Aku ikut saja ketika itu karena aku belum terlalu mengerti tentang apa manfaat
dari merokok dan apa kerugian yang ditimbulkannya.
Ada
sebuah kebiasaan aneh di daerahku, jika seorang anak laki-laki yang dikhintan,
maka supaya luka setelah disunat akan cepat sembuh jika anak tersebut merokok.
Benar atau tidak mitos tersebut? Ternyata eh ternyata 100% salah. Tidak ada korelasi
anatar merokok dengan cepatnya kesembuhan suatu luka ketika dikhintan. Hanya
omong kosong warga di daerahku saja. Ajaibnya banyak anak-anak yang dikhintan
percaya dan meminta dibelikan rokok. Ketika itu mereka merokok terus menerus
sehingga ketika luka dikhintan sudah sembuh, sang anak menjadi kecanduan rokok
dan kini telah berstatus sebagai perokok aktif.
Awalnya
coba-coba, berawal dari ketidaktahuan dan bodohnya isu-isu masyarakat yang
belum terbukti secara ilmiah telah ditelan mentah-mentah oleh si anak, ayah dan
ibu dari anak yang dikhintan. Hanya dengan sebuah isu bodoh seorang anak yang
masih sehat jantung dan paru-parunya telah digadaikan dengan berbagai penyakit.
Tega sekali mereka.
Ketika
mencoba rokok, aku masih TK atau kelas 1 SD. Berlanjut hinga kelas 5 SD. Setiap
ada teman, tetangga atau kakak yang dikhintan aku dan anak-anak kecil lainnya
selalu mencoba rokok. Saat itu aku tidak ketagihan sama sekali, malah sesak
napas, tidak enak dan merasapusing ketika merokok. Saat itu, kelas 5 SD, aku
menyadari bahwa rokok benar-benar tidak ada manfaatnya sama sekali. Informasi
di televisi, radio, surat kabar,buku-buku sekolah atau lewat mulut orang-orang
yang anti rokok telah membukakan pikiranku. Saat itu aku memutuskan untuk tidak
merokok. Buktinya ketika aku dikhintan, Bapakku dan beberapa Pakde menawariku
rokok. “Rokok Zal, biar cepat sembuh burungmu!”
Aku
menggeleng.
Semakin
dewasa aku semakin percaya bahwa keputusanku sejak kecil memang tepat. Ada
begitu banyak artikel di internet yang memuat informasi betapa berbahayanya
rokok, ada begitu banyak orang dan aktivis serta LSM yang menyuarakan anti
rokok, ada begitu banyak talkshow di tivi yang mengajak untuk berhenti merokok,
namun kenyataannya perokok aktif di Indonesia semakin bertambah pesat. Perusahaan
rokok semakin menjamur dan meraup banyak untung dari produk berbahan dasar
tembakau tersebut. Perlu diketahui pula bahwa orang terkaya di Indonesia saat
ini adalah orang yang memiliki perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
Perokok
Indonesia tidak lagi memandang umur, gender dan tingkatan sosial. Banyak anak
balita yang ketagihan merokok. Banyak wanita ikut menjadi perokok aktif.
Perokok tidak hanya untuk orang kaya, namun orang miskin pun juga merokok
bahkan mereka rela menghabiskan berbungkus-bungkus rokok setiap harinya untuk
menuruti hawa nafsu tersebut. Ada apa dengan negara ini?
Sudah
tahu kalau rokok berbahaya dan tidak ada gunanya kenapa masih merokok? Bahkan
di bungkus rokok jugaditulis bahaya akan merokok namun tetap saja rokok
diproduksi. Sudah tahu salah tetap dibenarkan. Sudah tahu tidak bermanfaat
tetap saja dihisap. Sudah tahu merugikan tetap saja dikonsumsi setiap hari.
Saya kasihan, benar-benar kasihan.
Saya
prihatn bila bangsa ini dibangun dari anak-anak balita dan kaum muda yang menjadi
perokok aktif, masa dewasanya sudah sakit-sakitan. Uang mereka habis dibakar.
Emosi mereka terbakar, otak mereka menyusut tiap hisapan, jantung mereka
berkurang satu detak setiap hisapan, alveolus mereka pecah setiap tar dan
nikotin yang masuk ke paru-paru. Kitadibangun dari generasi yang lemah dan tidak sehat. Tidak sehat secara jasmani dan
rohani. Pemikiran mereka masih kolot. Anggapan tentang rokok yang dijadikan
kebiasaan serta gaya hidup adalah sebuah kesalahan terbesar di dunia ini. Tak
ada sejarah menuliskan seorang yang hidup sehat dan bahagia dengan merokok,
kecuali mereke b****.
Aku
berharap, perokok aktif sadar bahwa perbuatan merek atidak hanya merugikandiri
mereka sendiri namun juga orang-orang di sekitarnya. Aku harapmereka ingin
berunah dan menjadikan Indonesia bebas dari nikotin dan tar yang dapat
menyebabkan penyakit jantung, paru-parudan janin bagi ibu hamil.
So,
kenapa aku harus merokok?
0 comments:
Post a Comment